Departemen IMM yang merupakan pusat bisnis PT X, control terhadap produknya sering kali tidak berjalan dengan baik sehingga banyak produk reject yang lolos masuk ke Departemen selanjutnya dan ke customer. Data Internal Block Belt yang merupakan data flow out ke internal customer di tahun 2015, menunjukkan jumlah flow out reject masih di atas target (3%). Adanya kondisi tersebut, perusahaan menginginkan adanya identifikasi apa penyebab flow out reject dan apa saja improvement yang dapat diterapkan untuk mengurangi flow out reject tersebut. Akar masalah yang menjadi penyebab terjadinya flow out reject dicari dengan menggunakan fish bone diagram dan penentuan prioritasnya dengan menggunakan metode FMEA. Akar masalah yang menjadi penyebab terjadinya flow out reject yang terbesar adalah karena terlalu besarnya load pekerjaan yang harus diselesaikan oleh QC inspector. Usulan yang diberikan adalah perubahan form Inspection Report dan penambahan 1 orang QC inspector.