Memasuki minggu ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih cenderung melemah, bahkan melewati 1 dolar AS yang setara dengan 12.200 rupiah. Menurut laporan Reuters, pada 6 Oktober 1 dolar AS dihargai 12.220 rupiah, lebih rendah dibandingkan dengan nilai tukar pada akhir pekan sebelumnya yang mencapai 12.160 rupiah. Perusahaan sekuritas Woori Korindo Indonesia mengungkapkan dalam hasil risetnya bahwa faktor domestik dan internasional mempengaruhi nilai rupiah. Dari sisi faktor internasional, para investor mempertimbangkan potensi kenaikan suku bunga di AS, yang mendorong mereka untuk melepas aset yang ditempatkan di negara berkembang. Sementara itu, dari sisi domestik, para investor masih memperhatikan ketidakstabilan politik di Indonesia. Mereka melihat bahwa ketegangan antara pendukung Jokowi dan koalisi Merah Putih akan berlangsung lama. Selain itu, menurut laporan riset dari perusahaan sekuritas Daewoo Indonesia, penurunan nilai rupiah akan berdampak pada kinerja pasar modal dan perekonomian secara keseluruhan. Dari sisi politik, pertarungan antara Jokowi dan parlemen juga menjadi perhatian para investor. Ketidakstabilan politik diperkirakan akan terus berlanjut hingga kedua tahun depan, sehingga mereka menyarankan para investor untuk menggunakan pendekatan investasi yang lebih konservatif.