Pembangunan infrastruktur yang pesat di Indonesia masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, sehingga mendorong pemerintah untuk mengembangkan proyek energi terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Inisiatif ini didukung melalui kebijakan pemerintah, seperti Permen ESDM nomor 26 tahun 2021 yang mendorong adopsi PLTS di kalangan industri domestik. Namun, pelaksanaan proyek PLTS, terutama di area perkotaan, menghadapi tantangan keselamatan kerja yang tinggi, terutama terkait pekerjaan di ketinggian. Risiko jatuh menjadi salah satu penyebab kecelakaan yang signifikan di sektor ini. Oleh karena itu, implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan pengadaan alat pelindung diri menjadi krusial untuk meminimalisir kecelakaan kerja pada proyek PLTS. Tugas akhir ini berfokus pada peran investasi keselamatan (safety investment) dalam meningkatkan kinerja keselamatan (safety management) pada perusahaan pengadaan jasa konstruksi (PPJK) di proyek PLTS. Safety investment mencakup biaya dan waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pencegahan kecelakaan, termasuk pelatihan dan orientasi keselamatan. Berdasarkan literatur sebelumnya, safety management dan kepemimpinan keselamatan (safety leadership) memiliki hubungan positif dengan kinerja keselamatan. Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisa apakah safety investment berperan sebagai variabel moderasi yang memperkuat hubungan antara safety management dan safety leadership dengan safety performance. Diharapkan hasil tugas akhir ini dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan praktik keselamatan kerja di proyek konstruksi PLTS di Indonesia. Hubungan antara variabel akan dianalisa menggunakan metode SEM-PLS (Structural Equation Modeling-Partial Least Square) menggunakan software SmartPLS4. Hasil dari tugas akhir ini adalah safety investment memoderasi hubungan antara safety management dan safety leadership terhadap safety performance.