Iklan dan produk audiovisual seringkali dituduh menjadi sarana eksploitasi seksualitas perempuan. Dari baliho jalanan hingga iklan di televisi dan majalah banyak dijumpai penonjolan seksualitas perempuan. Padahal seringkali tak ada hubungannya dengan produk yang diiklankan. Melihat fakta ini, Jurusan Desain Komunikasi Visual (Diskomvis) Universitas Kristen (UK) Petra berupaya memberikan pencerahan kepada mahasiswanya agar nantinya tak menghasilkan produk iklan yang cenderung mengeksploitasi seksualitas perempuan.
Dalam rangka itu, Diskomvis UK Petra menggelar seminar nasional dan pameran bertema Potret Perempuan Indonesia Abad XXI, tepat pada Hari Kartini 21 April 2001 lusa. "Kami ingin mahasiswa tak ikut arus dengan menjadikan perempuan sebagai wahana promosi barang-barang hasil produksi,” kata Freddy H. Istanto, ketua panitia, Rabu (18/4). UK Petra mengundang pembicara antara lain Meneg Pemberdayaan Perempuan Dra Hj Khofifah Indar Parawansa, Ketua Lembaga Sensor Film Tatiek Malijati, pakar periklanan Jeanny Hardono dan Nurul Arifin.
Bukan Diskomvis bila tak memberi nuansa Iain dalam ruang seminar. Panitia bakal menghiasi ruang Auditorium UK Petra tempat seminar berlangsung dengan 150 batang pohon pisang hidup yang beberapa diantaranya tengah berbuah. Bukan itu saja, ruang seminar akan dihiasi dengan kicau burung parkit yang sangkarnya ditempatkan di sela-sela ratusan pohon pisang tersebut.