Semakin bertambahnya usia seseorang, maka kebanyakan dari mereka akan mengalami pengurangan dalam kemampuan fisik mereka. Teknologi smart home merupakan inovasi revolusioner yang dapat digunakan untuk membantu para lansia untuk bisa hidup secara mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan tingkat penerimaan teknologi smart home bagi lansia di Indonesia sebagai landasan kemungkinan keberhasilannya suatu proyek. Penelitian ini menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) yang sudah diperbarui melalui penelitian-penelitian sebelumnya untuk mendapatkan tingkat penerimaan sebuah teknologi. Hasil dari indikator dan variabel akan di analisa secara deskriptif, sedangkan model akan di analisa menggunakan metode Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) untuk memastikan validitas dan reliabilitas data dan untuk mendapatkan hubungan antara variabel yang ada. Penelitian ini hanya di lakukan di Indonesia, dimana target respondennya adalah orang yang sudah pernah atau sedang menjaga lansia. Dari total 149 responden, didapatkan bahwa tingkat penerimaan smart home di Indonesia senilai 4.11 per 5, yang ditunjang oleh fitur yang dapat ditawarkan oleh smart home, dimana yang terpenting merupakan keselamatan, diikuti oleh keamanan, kenyamanan, dan pengawasan. Kemudian, model yang digunakan memiliki 9 hubungan direct effect yang signifikan, sementara 4 hubungan yang tidak signifikan. Selain itu, didapatkan bahwa ada 7 hubungan indirect effect dari faktor eksternal terhadap niat penggunaan smart home yang signifikan.