Pada proyek konstruksi, ada beberapa aspek yang menjadi perhatian utama dari owner atau pelanggan, salah satu di antaranya adalah biaya. Dalam pelaksanaan proyek, sudah merupakan rahasia umum bahwa akan terjadi pembengkakan biaya dari rancangan harga biaya yang awalnya telah diestimasi dan ditetapkan. Ada berbagai faktor dan risiko yang menjadi penyebab mengapa pembengkakkan harga ini dapat terjadi, salah satunya adalah fluktuasi perubahan harga material bahan bangunan yang terjadi karena banyak faktor, seperti inflasi, kondisi geopolitik dan ekonomi, dan lain sebagainya. Fluktuasi harga material ini merupakan hal yang sulit untuk diprediksi, sehingga hal ini menjadi salah satu risiko utama penyebab pembengkakan biaya dapat terjadi. Oleh karena itu, kita perlu mengidentifikasi material apa saja yang sering mengalami perubahan / fluktuasi harga dan dampak item tersebut kepada keseluruhan biaya proyek, sehingga biaya kontingensi atas material tersebut dapat diperhitungkan. Pada kedua studi kasus proyek ini, item yang paling banyak mengalami perubahan harga dan cukup mempengaruhi keseluruhan biaya proyek adalah item baja. Untuk mengatasi risiko ketidakpastian pada item baja ini, maka simulasi Monte Carlo dapat digunakan untuk mendapatkan biaya kontingensi yang diperlukan untuk menghadapi fluktuasi perubahan harga. Pendekatan yang diambil untuk mengestimasi perubahan harga satuan baja ini adalah pendekatan kuantitatif, di mana data perubahan harga baja secara historis yang diproduksi oleh China dapat dilihat melalui website Trading Economics dalam kurs mata uang China (CNY) yang nantinya akan dikonversikan ke dalam mata uang Indonesia (Rupiah) dengan melihat website Investing.com. Dengan penggunaan simulasi Monte Carlo ini, kontraktor dapat memperkirakan dan mempertimbangkan biaya kontingensi yang harus dipersiapkan sesuai dengan kondisi dan profil risiko kontraktor tersebut.