Jalan Tunjungan dulu disebut Petoenjoengan adalah koridor penghubung antara Kota Lama Kota Indisch 18701900 dan Kota Baru Kota Gemeente 19051940. Jalan tersebut tumbuh dan berkembang sebagai shopping-street dengan shopping arcade yang kemudian menjadi salah satu ikon Kota Surabaya dengan jalur pejalan kaki yang lebar membujur arah utara-selatan. Kota lama terletak di sekitar Jembatan Merah. Sedangkan Kota Baru yang dirancang pada 1905 berada di sisi selatan, yaitu di sekitar Darmo dan Gubeng. Kawasan Tunjungan menjadi ikon kota yang semakin dikenal hingga menjadi inspirasi terciptanya lagu "Rek Ayo Rek Mlaku-Mlaku nang Tunjungan".
Jalan Tunjungan Surabaya sudah dibangun oleh Belanda sejak awal abad ke-20. Jalan tersebut menyimpan kisah perkembangan kota dengan bangunan-bangunan kolonial yang masih bertahan dan terawat hingga sekarang. Kesan Hindia-Belanda terasa sangat kental di sepanjang jalan Tunjungan (“Hari Pahlawan: Sejarah Gedung
Siola Di Surabaya, Jadi Toko Serba Ada Inggris Tahun 1877,ˮ 2022.