Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana faktor-faktor motivasi ekstrinsik dan intrinsik berperan dalam proses belajar Bahasa Inggris pada mahasiswa Program Studi PGSD Universitas ‘X’ di Surabaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus yang berfokus pada satu partisipan bernama Elia. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi lapangan, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar Elia mengalami perkembangan secara bertahap dari masa SD hingga perkuliahan. Pada masa SD, Elia termotivasi oleh regulasi eksternal melalui dorongan dari ayahnya. Memasuki SMP, motivasinya berkembang menjadi regulasi introjeksi karena adanya rasa takut mengecewakan orang tua dan keinginan mendapat pengakuan dari guru. Pada akhir SMP hingga awal SMA, Elia menunjukkan regulasi teridentifikasi dengan menyadari pentingnya Bahasa Inggris bagi dirinya. Di kelas 11 SMA, Elia mencapai tahap regulasi terintegrasi, di mana motivasi belajar telah menjadi bagian dari identitas dirinya. Di masa perkuliahan, Elia menunjukkan motivasi intrinsik yang kuat, ditandai dengan semangat belajar, kemandirian, keterlibatan aktif dalam kegiatan internasional, dan kesadaran untuk terus mengembangkan diri tanpa dorongan dari luar. Penelitian ini menyimpulkan bahwa motivasi belajar seseorang dapat berkembang dari ekstrinsik menjadi intrinsik melalui proses yang bertahap dan berkelanjutan, serta dipengaruhi oleh pengalaman, lingkungan, dan peran sosial yang dialami individu. Di mana dukungan keluarga dan nilai kasih Kristus membentuk semangat belajar yang bermakna dan berdampak positif bagi orang lain (1 Korintus 13:4-7; Efesus 6:4). Perkembangan motivasinya dari ekstrinsik menuju intrinsik juga mencerminkan penerapan kasih sejati dan pelayanan tulus dalam pembelajaran, sesuai dengan ajaran 1 Yohanes 3:18 dan Filipi 4:8.