Pakar tata kota dari Universitas Petra, Poerbantanoe, ketika ditanya mengenai pembenahan Pasar Wonokromo, berharap pembangunan nantinya tidak sekedar memenuhi keinginan investor maupun pedagang. Namun juga harus melihat program pembangunan pasar itu untuk masa mendatang. Artinya juga harus memperhatikan realitas kehidupan di sana. Potensi ke depan harus menciptakan kemudahan publik sekalipun orang itu hanya sekedar lewat. Jadi investor dalam mendesain pasar Wonokromo tidak lagi melakukan pendekatan kavling yang selama ini sering terjadi di masyarakat. Pendekatannya harus dilakukan dengan pendekatan lingkungan. Pendekatan lingkungan yang harus diwujudkan adalah mendesain pasar Wonokromo sedemikian rupa sehingga tidak lagi menjadi beban Jl Raya Wokromo dan Jl Stasiun Wonokromo. Pasar Wonokromo tetap dibutuhkan warga kota Surabaya. Di sana banyak pedagang mlijo yang melayani kebutuhan pokok penduduk Bendul Merisi, Ketintang, Ngagel dan sekitarnya. Pasar dibuah seindah mungkin tanpa mengurangi peruntukan untuk rakyat kecil. Pasar dijadikan tempat yang bisa menampung masyrakat ekonomi lemah sekaligus melayani masyarakat ekonomi kuat.