Hendra Setiadi Nyoto terlihat memencet-mencet telepon seluler (ponsel) miliknya. Tak lama berselang, pintu yang terkunci di depannya terbuka. Itulah kunci elektronik dengan infra merah yang merupakan karya akhir mahasiswa Elektro Petra tersebut. Sebenarnya, kemampuan membuka pintu yang dipunya kunci elektronik mahasiswa angkatan 1995 tersebut berumber dari teknologi infra merah ponsel. Teknologi ini biasanya dipakai untuk saling bertukar data antara ponsel dengan PDA (personal data assistant). Alat yang menghabiskan biaya pembuatan Rp 500 ribu ini punya mikrokontroler—semacam prosesor komputer yang berfungsi untuk mengontrol—yang bisa membuka dan menutup kunci secara mekanis. Di dalam kunci elektroniknya itu terdapat penerima data infra merah dari ponsel. Alat akan mencocokan password yang dikirimkan dari ponsel. Karya Hendra ini, bisa diaplikasikan untuk kunci brankas, alarm mobil atau pun komputer. Untuk mengatasi agar alat ini mendapat tenaga terus menerus, maka kunci elektronik disambung ke UPS.