Jika mendengar kata "Dolly", masyarakat akan dengan mudah mengkaitkan dengan lokallsasi terbesardi Asia Tenggara. Dolly dulu yang dipandang sebelah mata dengan simbol "kupu-kupu" dan Daun Jarak nya, ternyata menarik perhatian mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Kristen (UK) Petra. Pasalnya, konotasi kata kupu-kupu yang tersemat dalam benak masyarakat menimbulkan persepsi negatif bagi mereka. Namun hal tersebut dianggap berbeda oleh Dosen Art and Craft DKV UK Petra Aniendya ChristIanna. Bersama ke dua dosen lainnya, yaitu Maya dan lnggrid, Aniendya mencoba inovasi penggunaan motif "Kupu-kupu" dan Daun Jarak dalam sebuah lomba cipta batik yang diadakan oleh Surabaya Fashion Parade (SFP) dan Indonesia Fashion Chamber (IFC). Dalam peringatan hari jadi kota Surabaya. dalam ajang tersebut, Nindy membuat batik yang ia namakan "Batik Rujak". Batik RUJAK merupakan gabungan dari Risma, Kupu-Kupu dan Daun Jarak. Nindy menceritakan jika terlukisnya sosok Walikota Surabaya Tri Risma Harini dalam bentuk siluet, menurutnya sebagai sebuah penghormatan dirinya terhadap satu-satunya Walikota perempuan yang dimiliki Surabaya, dengan kebijakan yang bisa dibilang cukup berani dalam menutup Eks Lokalisasi Dolly.