Benang merah timur barat: Prasangka

Pengasuh: Julia E. R. (Sastra Inggris) dan A. Stephanie (Sastra Tionghoa) Universitas Kristen Petra

"Benang merah" adalah sebuah lambang budaya yang banyak dipakai untuk menggambarkan suatu "ikatan". Dalam kebudayaan tradisional Tionghoa, orang percaya bahwa sepasang suami-istri telah diikat oleh sehelai benang merah sejak mereka lahir. Benang merah itu tidaklah terlihat dengan mata telanjang, namun dia hadir dan mengikat mereka sehingga membentuk suatu hubungan. Karena itu dalam perkawinan tradisional Tionghoa, benang merah merupakan salah satu unsur yang tidak pernah terlewatkan. Banyak orang beranggapan bahwa budaya timur dan barat adalah sama sekali berbeda. Bahkan pesan yang ada dalam dua budaya ini seringkali dipertentangkan. Padahal pada kenyataannya kita dapat menemukan cukup banyak persamaan pada banyak pesan yang ada. Oleh karena itu kami mencoba menarik suatu benang merah dari persamaan yang ada ini dengan memaparkan cerita-cerita atau ungkapan dari barat dan timur.

Prasangka menciptakan hai-hal yang tidak ada menjadi ada, bahkan mengubah hal-hal yang biasa menjadi luar biasa. Sayangnya, biasanya perubahan itu lebih ke arah negatif daripada positif. Karena itu, prasangka akan membuat orang tidak dapat berpikir jernih. Bayangan ketakutan, kebencian, kesenangan, dll. yang lahir dari prasangka dapat berakibat sangat fatal. Prasangka yang salah akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar baik bagi orang yang berprasangka maupun bagi orang yang menjadi korban prasangka tersebut.

Unknown Unknown Antar Surya Media Indonesian Petra Chronicle Newspaper clippings Unknown Harian Surya, 22 April 2001 Unknown

Files