Balai Pemuda Surabaya

Salah satu bangunan peninggalan kolonial yang ada di pusat Kota Surabaya adalah yang kini dikenal dengan Balai Pemuda. Saat ini, kawasan Balai Pemuda dijadikan sebagai alun-alun Kota Surabaya dan di dalamnya dibangun beberapa bangunan modern seperti masjid dan gedung pemerintah. Dahulu Balai Pemuda merupakan tempat bagi para elite Belanda berkumpul. Mereka melakukan kegiatan hiburan di tempat ini seperti bowling, berdansa, pesta, dan lain-lain. Gedung yang dibangun pada 1907 ini dulunya bernama De Simpangsche Societeit atau yang juga disebut dengan Simpang Club.
Setelah deklarasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, De Simpangsche Societeit sempat jatuh ke tangan PRI (Pemuda Republik Indonesia). Selanjutnya tahun 1957, De Simpangsche Societeit kembali pada fungsinya semula yakni sebagai tempat perkumpulan. Namanya berubah menjadi Balai Pemuda seperti yang kita kenal sekarang. Tahun 1965, Balai Pemuda menjadi markas perkumpulan untuk menumpas G30S/PKI. Hingga akhirnya gedung ini menjadi cagar budaya, kemudian dipugar dan kembali difungsikan sebagai tempat kegiatan masyarakat Surabaya.
Gedung Balai Pemuda dimanfaatkan untuk fasilitas publik seperti perpustakaan kota, program Rumah Bahasa, Tourist Information Center, teater pertunjukan, dan sebagainya. Selain itu di kawasan Balai Pemuda dibangun pula Museum pameran, arena skateboard, dan tempat parkir untuk pengunjung yang semuanya berada di bawah tanah. Gedung Balai Pemuda juga disewakan untuk acara-acara seperti pameran seni, seminar, dan lain-lain.

Unknown Gunawan Tanuwidjaja, S.T., M.Sc., Ph.D. (Owner of Resource(s)) Universitas Kristen Petra English Surabaya Memory Multimedia Unknown Unit Perpustakaan BUILDINGS--SURABAYA--HISTORY

Files