Rencana memindahkan terminal Joyoboyo ke tempat lain, agaknya sulit untuk direalisasikan. Menurut Rudy Setiawan, pakar transportasi dari Universitas Kristen (UK) Petra, Surabaya tidak lagi mempunyai lahan strategis yang bisa difungsikan sebagai terminal tengah kota. Pasalnya, akses jalan baik pintu masuk maupun pintu keluar yang mengarah ke kawasan Jemusari dan Raya Nginden terlalu sempit. Sehingga, bila kawasan ini jadi alternatif, dikhawatirkan malah akan menjadi penumpukan kendaraan di kedua ruas jalan tersebut. Wali Kota Bambang DH ingin memperlebar areal Kebun Binatang Surabaya (KBS) sampai ke terminal Joyoboyo. Bila direalisasikan, KBS yang semula luasnya 15 hektare itu akan bertambah luas menjadi 35 hektare. Tentu saja perluasan tempat wisata yang menjadi maskot Surabaya itu akan menggusur terminal Joyoboyo. Menurut Rudy, keberadaan Terminal Joyoboyo masih dianggap penting sebagai terminal tengah kota. Hanya, fungsinya saja yang harus diubah. Tidak lagi menjadi terminal permanen, tetapi hanya sebagai terminal transit.