Esther Kuncara (2001) menyebut peran perempuan dalam iklan yang menampilkan sisi positif dan konstruktifnya seperti wajah manis dalam film Beauty and The Beast, tetapi bahkan juga sebaliknya perempuan bisa muncul seperti wajah buruk - The Beast. Kehadiran perempuan dalam iklan memang bukan semata-mata mengekspresikan jati dirinya (baik sebagai diri sendiri maupun sebagai perempuan seutuhnya). tetapi banyak faktor lain yang membuat perempuan tersudutkan untuk tampil demikian, Ariel Hariyanto bahkan menuding biro iklan sebagai biang pelecehan perempuan. menurut dia "kini dada dan paha perempuan sudah milik biro iklan".