Ketua Jurusan Arsitektur UK Petra Surabaya, Dr Timoticin Kwanda, mengatakan, apa yang dilakukan oleh para pengembang dengan mengusung arsitektur gaya Barat, sejauh ini memang hanya sebatas pada perhitungan ekonomi semata. Yaitu memanfaatkan selera masyarakat Indonesia yang masih western minded. Belum sampai memperhatikan aspek kenyamanan penghuni dan keselarasan pola arsitektur dengan kondisi alam Surabaya. Menurut Timoticin, sempitnya ruang vertikal rumah mediterran yang diadopsi di Surabaya, karena pengembang khawatir akan membengkaknya biaya produksi yang harus mereka tanggung jika ruang vertikal itu ditinggikan. Sehingga, untuk menyiasati hal ini, mereka menomorduakan kenyamanan penghuni.