Batik Yogyakarta dan perjalanannya dari masa ke masa
Darmokusumo, Murywati S.Unknown
Kaki Langit Kencana (Prenada Media Group) (Jakarta, 2015) (eng) English9786028556347UnknownUnknownBATIK;BATIK--INDONESIA;BATIK--HISTORY;UnknownCatatan (sejarah) perjalanan "Batik Yogyakarta", sejatinya tak dapat dipisahkan dengan peristiwa bersejarah dari perundingan pembagian wilayah Mataram yang terjadi pada 1775. Peristiwa perundingan kerajaan yang dikenal sebagai "Perjanjian Giyanti" tersebut menghasilkan kesepakatan pembagian wilayah Mataram menjadi dua, yakni Ngayogyakarta Hadiningrat (di bawah kepemimpinan Kanjeng Pangeran Mangkubumi) dan Surakarta Hadiningrat (di bawah kepemimpinan Sri Susuhunan Pakubuwono III).
Bersamaan dengan kesepakatan pembagian atau pemisahan Kerajaan Mataram menjadi dua ini, membawa konsekuensi pada pembagian pusaka dan barang-barang (benda) inventaris keraton juga terbagi dua. Busana Mataram dibawa ke Ngayogyakarta Hadiningrat atas kehendak Kanjeng Pangeran Mangkubumi untuk dilestarikan. Berkat inisiatif dari Sri Susuhunan Pakubuwono Ill untuk merancang tata busana baru sebagai pakaian kebesaran adat Keraton Surakarta Hadiningrat yang berbeda dengan busana Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat: sebagaimana terpelihara hingga kini.
Buku yang mengisahkan catatan perjalanan sejarah batik dan koleksi klasik keraton, serta perkembangan dan filosofi "Batik Yogyakarta" yang ditulis oleh salah seorang "Putri Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat" ini membawa wawasan yang lebih orisinal tentang khazanah kekayaan intelektual bangsa, vang telah menjadi bagian dari kebudayaan nasional. Tradisi dan kebudayaan "Batik Yogyakarta" ini telah menyumbang satu dari sekian banyak kekayaan budaya Nusantara.