Melawan bullying: menggagas kurikulum anti bullying di sekolah
Arya, LutfiUnknown
Sepilar Publishing House (Mojokerto, 2022) (ind) Indonesian9786027217867UnknownUnknownBULLYING IN SCHOOLS--PREVENTION;BULLYING;BULLYING IN SCHOOLS;UnknownPerilaku bullying di kalangan siswa sudah sedemikian memprihatinkan dan cenderung meningkat setiap tahunnya. Penulis menawarkan gagasan rancangan kurikulum anti-bullying yang sederhana namun terperinci dan sistematis untuk benar-benar memahami pola dan perilaku bullying yang memang tidak mudah, butuh kejelian dan ketelitian, sebagian besarnya tersembunyi bak misteri.
Buku ini mencoba untuk memaparkan mulai dari menelusuri jejak perilaku kekerasan dan bullying di sekolah, hingga memformulasikan kurikulum yang tepat untuk diterapkan di sekolah. Inilah pendekatan yang paling efektif karena kurikulum bergerak dalam level sistem. Dengan demikian, ide mewujudkan sekolah tanpa bullying bukanlah hal yang mustahil untuk direalisasikan.
Jargon make a stand against bullying merupakan sinonim perlawanan terhadap bullying. Kata melawan tidak sepenuhnya benar jika dikaitkan dengan kekerasan. Kita tengok bagaimana Mahatma Gandhi melakukan long march atau dikenal salt march sebagai bentuk perlawanan terhadap monopoli garam Inggris. Gandhi bersama 78 pengikutnya tidak melakukan aksi kekerasan, mereka melakukan dengan damai.
Selain itu, di dalam perlawanan ada semangat kebersamaan. Penulis menyadari menyelesaikan bullying di sekolah tidaklah mudah. Butuh kerjasama yang solid dan berkelanjutan yang melibatkan guru, orangtua, manajemen sekolah, media, dan
Pemerintah, bahkan pelaku bullying itu sendiri.
Bullying Crisis Center (BCC) aktif menyuarakan gerakan melawan bullying di Facebook sejak tahun 2016. Informasi yang disampaikan beragam, mulai hasil survei frekuensi bullying hingga tips menangani bullying pada anak untuk orangtua. Informasi dikemas dalam bentuk artikel, gambar dan video. BCC juga turun ke sekolah-sekolah dan dalam
Seminar-seminar untuk menyuarakan gerakan melawan bullying.